Kabut tak terasa sudah menutup berayun awan gelap, aku tersungkur
menatap lantai tepat aku mendekap. Badanku menggigil, kejang semua
terasa dingin seperti memanggil. Dengan terpaksa aku menikmati rasa ini,
di tengah kekalutan aku terduduk sendiri.
Tak terima aku dengan kenyataan ini, seperti menipu aku terperdaya
dini. Kaget dengan hati hampa aku menerima, tidak tau ini jalan kemana
dan darimana.Tetapi itu terjadi lampau lalu, tamparan akan pilihan yang menghukum
berlalu. Sekarang aku kembali, pulang tanpa dendam lagi. Menikah dengan
keadaan, tetapi sakit masih tertanam.
Kadang sulit masih membelit.
Lantunan doa dan dzikir selalu mengucap pelan, agar hati terbenam
tenang. Dekatkan hati dengan Sang Pemilik, supaya jiwa tidak sempit.
Melangkah terus hingga bertemu ruang, berbekal cita dan terwujud untuk
menjadi sang.
Komentar
Posting Komentar